Kamis, 04 Desember 2008

MEMEPERLUAS LAN : FIBER MODEM, REPEATER, BRIDGE & SWITCH

MEMEPERLUAS LAN : FIBER MODEM, REPEATER, BRIDGE & SWITCH
oleh : Nurhadisaputra & Monalisa Silvia Maretta

Pendahuluan

Teknologi LAN (Local Area Network) di desain untuk mendapatkan kombinasi yang tepat antara kecepatan, jarak dan biaya dalam membangun sebuah jaringan komputer. Dengan teknologi LAN, koneksi antar komputer dapat dijangkau hingga ratusan meter.

Namun koneksi antar komputer tidak selamanya berjarak ratusan meter dan ini memerlukan mekanisme-mekanisme lain agar LAN dapat menjangkau jarak yang lebih jauh.

Pembatasan Jarak & Desain LAN

Pembatasan Jarak merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan pada teknologi LAN. Ketika mendesain sebuah jaringan, para engineer dihadapkan pada pilihan kombinasi antara kapasitas, maksimum delay dan jarak, sesuai dengan biaya yang diberikan. Untuk meminimalisir pengeluaran biaya, teknologi LAN biasanya menggunakan media pembagian komunikasi seperti bus atau ring. Konsekuensinya, desain LAN harus memiliki mekanisme yang menjamin bahwa setiap station memiliki akses yang sama pada media tersebut, contohnya, pada penerapan teknologi menggunakan CSMA/CD, dan pada teknologi ring menggunakan token.

CSMA/CD dan token merupakan mekanisme yang paling popular pada mekanisme akses, yang masing-masing berpengaruh terhadap waktu. Untuk meminimalisir hal tersebut, teknologi LAN didesain menggunakan kabel dengan panjang maksimum tertentu.

Keterbatasan lainnya datang karena hardware didesain hanya dapat memancarkan tenaga listrik yang telah ditentukan. Sinyal elektronik secara perlahan menjadi semakin lemah sewaktu melewati kawat tembaga, sehingga sinyal yang diterima berubah-ubah. Untuk memastikan setiap station yang terhubung dalam LAN dapat menerima sinyal yang cukup kuat, harus dihitung panjang kabel yang dapat ditoleransi. Kesimpulannya :
Spesifikasi panjang maksimum adalah bagian yang fundamental dari teknologi LAN. Hardware LAN dirancang untuk kabel dengan panjang maksimum tertentu, dan hardware tersebut tidak akan bekerja dengan baik jika menggunakan kabel yang melampaui batas.
Fiber Optic Extensions

Para engineer telah mengembangkan sebuah cara untuk memperluas jangkauan konektifitas LAN. Secara umum, mekanisme ini tidak memperbesar kekuatan sinyal yang dipancarkan serta tidak juga menambah kawat untuk menambah batas maksimal kabel. Penggunaan mekanisme extension adalah dengan menggunakan hardware standard dan component hardware tambahan sehingga dapat mengirim sinyal dengan jarak yang jauh.

Mekanisme extention LAN yang paling simpel adalah dengan memasang fiber optic dan sepasang fiber modem antara computer dengan network. Fiber memiliki delay yang sangat rendah dan bandwith yang besar, seperti sebuah mekanisme yang memperbolehkan computer berkoneksi dengan remote network. Komputer mengirimkan sinyal standard dan network menerima sinyal standar. Dengan demikian extension dapat bekerja dengan hardware network standar.


Dari gambar di atas terlihat masing-masing fiber modem yang terletak pada koneksi dihubungkan dengan fiber optic. Komputer menggunakan network interface yang menghasilkan sinyal konvensional untuk berkomunikasi dengan network (mis. Ethernet hub), dan mengirim sinyal ke local fiber modem, nyang kemudian diterima oleh remote fiber modem dan dirubah kembali menjadi sinyal standar yang kemudian dikirimkan ke hub.
Setiap fiber modem berisi hardware yang mengemban 2 tugas, Electronic circuitry bertugas merubah sinyal AUI dan menggambarkannya secara digital, serta optical driver hardware yang menerjemahkan antara gambaran digital dan pulse of light (gelombang cahaya) pada saat melalui fiber. Sirkuit tersebut mampu melakukan komunikasi 2 arah yang memperbolehkan computer untuk mengirimkan dan menerima sinyal.

Kelebihan utama dari fiber modem adalah kemampuan mereka menyediakan koneksi ke remote LAN tanpa merubah LAN atau computer, mekanisme ini dapat menjangkau jarak hingga beberapa kilometer.

Ringkasnya, Sepasang fiber modem dapat digunakan untuk menyediakan koneksi antara computer dan remote LAN. Mekanisme ini disisipkan di network interface antara computer dan remote hub.

Repeaters

Recall merupakan satu keterbatasan jarak di LAN akibat sinyal yang melemah sewaktu melalui kawat. Untuk mengatasinya, beberapa teknologi LAN memperbolehkan 2 LAN bergabung dengan satu alat yaitu repeater. Repeater biasanya merupakan sebuah alat elektonika analog yang memonitor sinyal pada tiap LAN. Ketika menerima sinyal dari satu LAN, repeater menguatkan sinyal tersebut dan meneruskannya ke LAN lainnya.



Dari gambar diatas terlihat bahwa repeater menghubungkan 2 kabel ethernet yang disebut segment, dimana setiap segment diterminasi. Repeater menjangkau langsung ke kabel Ethernet dan mengirimkan copy sinyal dari satu segmen ke segmen lainnya tanpa menunggu terpenuhi satu frame.

Ukuran maksimum dari kawat Ethernet adalah sekitar 500 meter. Repeater dapat digunakan untuk menghubungkan 3 ethernet segment untuk membuat jaringan sepanjang 1500 meter. Repeater menyebarkan semua sinyal antara 2 segment, computer yang terhubung dalam satu segmentdapat berhubungan dengan computer lain di segment lain. Kenyataannya, ketika menggunakan repeater, antara sumber dengan tujuan computer tidak dapat menentukan mereka berkomunikasi dalam satu segment atau dengan segment yang berbeda.

Ringkasnya, Repeater adalah sebuah hardware yang digunakan untuk memperluas LAN. Repeater menghubungkan 2 kabel segment, memperkuat dan mengirimkan semua sinyal elektrik yang dating dari satu segment ke segment lain. Semua computer yang tersambung dalam extended LAN dapat berkomunikasi, computer tidak mengetahui bahwa repeater memisahkan mereka.

Repeater merupakan bagian dari Ethernet standar dengan ketentuan network tidak akan beroperasi jika lebih dari 4 repeater memisahkan seluruh station. Repeater didesain untuk menghubungkan 2 ethernet segment yang berada dekat secara fisik (mis. Gedung), koneksinya dapat diperluas dengan menggunakan fiber modem.

Teknologi Fiber Optic Intra-Repeater Link (FOIRL) merupakan teknologi yang menggunakan 2 alat yang terkoneksi melalui fiber optic. Alat tersebut terletak di segment seperti repeater, dan keduanya berhubungan melalui fiber. Setiap bagian menangkap sinyal dalam LAN seperti repeater, kemudian dirubah agar dapat dikirim melalui fiber, sementara alat yang lain menerima pesan tersebut dan menciptakan kembali sinyal tersebut di remote LAN. Penggunaan fiber yang memiliki delay yang kecil, FOIRL dapat menghubungkan segment di 2 gedung yang terpisah.

Repeater memiliki beberapa kekurangan, kekurangan utamanya adalah karena repeater tidak mengerti frame. Maka hasilnya, untuk menerima sinyal dari satu segment ke segment lainnya, repeater tidak dapat membedakan antara sinyal yang sesuai untuk frame atau sinyal lainnya. Oleh karena itu jika terjadi collision terjadi dalam satu segment, repeater menciptakan kembali sinyal di segment yang lain, termasuk copy dari sinyal sama yang overlap akibat collision.

Point utamanya, dalam menambah penyebaran copy dari pengiriman yang valid dari satu segment ke segment lainnya, repeater menyebarkan copy dari sinyal elektik lainnya. Konsekuensinya, jika terjadi collision atau ganguan listrik dalam satu segment, repeater akan menyebabkan masalah yang sama pada segment yang lain.

Bridges

Bridge adalah sebuah alat elktronik yang menghubungkan 2 LAN segment. Tidak seperti repeater, bridge merupakan alat digital yang digunakan bersama network interface seperti pada sebuah computer biasa. Bridge mendengarkan lalulintas pada setiap segment dengan cara tidak membeda-bedakan. Ketika menerima frame dari satu segment bridge memeriksa apakah frame tersebut lengkap dan kemudian melanjutkan frame tersebut ke segment lain jika dibutuhkan. Dengan demikian, 2 LAN segment terkoneksi melalui bridge namun seolah-olah seperti dalam satu LAN. Komputer yang terhubung satu segment berbeda dapat mengirim frame ke computer manasaja dalam dua segment tersebut. Karena setiap segment mendukung koneksi network standard an menggunakan format frame standar, computer tidak mengetahui apakah mereka terhubung dalam satu LAN atau brige LAN.

Bridge lebih popular dibanding repeater karena membantu memecahkan masalah. Jika terjadi gangguan pada salah satu segment yang terhubung melalui bridge, bridge akan menerima frame yang mempunyai form tidak tepat, dan secara simple akan menolaknya sama seperti computer menolak frame yang terdapat error. Ringkasnya, Bridge tidak akan melanjutkan sinyal bila terjadi collision dari satu segment ke segment lain, dengan demikian, bridge menjaga masalah yang terjadi dalam satu segment agar tidak mempengaruhi segment yang lain.

Dapat disimpulkan, bridge adalah sebuah hardware yang digunakan untuk memperluas LAN. Bridge menghubungkan 2 kabel segment, meneruskan frame yang complete dan tepat dari satu segment ke segment lainnya. Bridge tidak meneruskan gangguan atau masalah lain. Salah satu computer dalam extended LAN dapat berkomunikasi, tanpa tahu bahwa ada bridge yang memisahkan.

Frame Filtering

Kebanyakan bridge melakukan banyak pekerjaan selain meneruskan copy dari setiap frame dari satu LAN ke lainnya. Bridge membutuhkan processor, memory dan 2 network interface. Bridge dipersembahkan untuk tugas sendiri, dan tidak menjalankan aplikasi software. CPU mengabaikan kode dari ROM. Fungsi yang paling berjasa dilaksanakan bridge adalah frame filtering – bridge tidak akan meneruskan frame jika tidak dibutuhkan. Secara nyata jika computer mengambil satu segment untuk mengirim frame ke computer pada segment yang sama, bridge tidak perlu melanjutkan copy dari frame tersebut ke segment lainnya. Sudah tentu, jika LAN mendukung broadcast atau multicast, bridge harus meneruskan copy dari setiap broadcast atau multicast frame untuk membuat extended LAN beroperasi seperti single LAN, large LAN.

Untuk memutuskan atau meneruskan frame, bridge menggunakan physical address yang didapat dari frame header. Ketika frame tiba di segment, bridge melakukan chek terhadap alamat tujuan. Jika bridge mengetahui alamat tujuan, maka akan membuat copy dari frame dan mneruskannya ke segment tujuan, namun jika tidak maka frame tersebut akan di-discard.

Kebanyakan bridge disebut adaptive atau learning bridge karena mereka mampu mempelajari lokasi sebuah computer secara otomatis. Untuk melakukan itu bridge menggunakan informasi source address pada frame yang datang.

Startup and Steady State Behavior of Bridged Networks (Pola Tingkah Laku dari jaringan Bridge)

Bridge memiliki kemampuan membaca, memproses dan mendiskriminasikan frame. Oleh Karena itu bridge selalu cepat menentukan lokasi.

Planning a bridged Network (Merencanakan sebuah jaringan bridge)

Karena sebuah bridge mengikuti perkembangan dari principal dan mengijinkan secara bersama-sama melakukan kegiatan pada bagian yang dikerjakan, komputer pada satu bagian dapat dikomunikasikan pada waktu yang sama dengan komputer dibagian lainnya. Sebagai akibatnya, performa dari jaringan bridge dapat dimaksimalkan dengan memberikan sepasang komputer dimana berhubungan lancar untuk bagian yang sama.

Bridging Between Building (Bridge diantara 2 gedung)

Sebuah perusahaan memerlukan sebuah jaringan pada komputer di gedung yang satu dapat berkomunikasi dengan komputer di gedung lainnya.
Pada situasi ini bridge memiliki 3 keuntungan :
  1. Karena yang diperlukan hanya koneksi fiber tunggal, bridge lebih murah daripada menggunakan koneksi fiber yang terpisah untuk tiap individu komputer.
  2. Karena koneksi diantara gedung dihubungkan oleh bridge, individu komputer dapat ditambahkan atau dipindahkan dari bagian-bagian tanpa menginstall atau merubah kabel diantara gedung.
  3. Karena sebuah bridge membolehkan komunikasi secara bersama-sama diantara 2 bagian, menggunakan sebuah bridge sebagai pengganti dari repeater berarti komunikasi di antara komputer pada satu gedung tidak mempunyai pengaruh yang kuat pada komunikasi di antara computer di gedung lainnya.

Bridging Across Longer Distances (Bridge melewati jarak yang lebih luas)

Bagaimana jaringan bridge menjangkau jarak yang jauh. Ada 2 metode, yaitu :

  1. Leased serial line, lebih sering digunakan karena lebih murah.
  2. Leased satellite channel, sangat menarik karena mengijinkan komunikasi antara jarak yang berubah-ubah.

A cycle of Bridges (Lingkaran/Putaran dari bridge)

Karena bridge mengirim dan menerima frame, sebuah jaringan bridge dapat menjangkau banyak bagian.


Distributed Spanning Tree

Untuk mencegah masalah dari putaran yang tak terhingga, jaringan bridge tidak berada dalam kondisi secara bersama-sama terjadi yaitu :

  1. Semua bridge di depan semua frame
  2. Jaringan bridge berisi lingkaran dari bagian-bagian bridge.

Switching

Secara umum, teknologi jaringan switch adalah hardware yang berupa alat elektronik terhubung ke satu komputer atau lebih dan memperbolehkan mereka untuk mengirim dan menerima data.

Secara fisik, switch mirip sekali dengan hub, terdiri dari sebuah box dengan multiple port yang setiap portnya terhubung ke komputer. Perbedaannya terletak pada cara beroperasi alat tersebut. Hub mensimulasi media pembagian single, sementara switch mensimulasi bridge LAN di tiap satu komputer dalam segment.

Keuntungan utama menggunakan switch LAN sama seperti keuntungan menggunakan bridge LAN dalam satu segment, paralel.

Kombinasi antara Switch dan Hub

Penggunaan switch lebih memakan biaya dibanding hub, karena switch menyediakan jumlah data rate lebih besar dibanding hub. Untuk mengurangi biaya, digunakan kombinasi antara switch dan hub dengan menghubungkan hub ke switch. Hasilnya mirip dengan bridge LAN biasa, dimana setiap hub menampilkan satu LAN segment, dan switch menampilkan bridge yang menghubungkan tiap segment.

Bridge dan Switch dengan teknologi lain

Walaupun chapter ini lebih fokus terhadap ethernet technology, secara umum teknologi, bridge dan switch digunakan pula pada teknologi lain.

Hub sangat penting digunakan pada teknologi ring karena mampu mempertinggi fungsi. Kebanyakan counter-rotating ring dikonfigurasi dengan hub. Hub dapat mendeteksi link yang rusak dan mengkonfigurasi network kembali.

Switch juga digunakan pada token passing ring. Seperti di ethernet, swich menyediakan kepada setiap komputer koneksi ke privat ring secara maya, dengan bridge terkoneksi ke ring.

Kesimpulan

Walaupun pembatasan jarak adalah faktor yang fundamental dalam teknologi LAN, beberapa mekanisme mampu membuat memperluas jangkauan LAN. Penggunaan fiber modem yang mempunyai delay rendah pada setiap ujung fiber optic antara komputer dengan remote LAN membuat keduanya beroperasi seolah-olah dalam koneksi lokal.

Penggunaan repeater pada segment berfungsi untuk merasakan semua sinyal elektrik yang ada kemudian dicopy dan dipancarkan ke segment lain.

Penggunaan bridge memperluas LAN dengan memperbolehkan beberapa LAN saling bertautan.

Fungsi switch LAN mengatur LAN segment yang terkoneksi oleh bridge. Keuntungan jaringan dengan switch atau bridge menyediakan performance yang maksimal.

Pertanyaan :

  1. Jelaskan kelemahan penggunaan repeater dalam memperluas LAN ?
  2. Jelaskan yang dimaksud dengan Frame Filtering dalam bridge ?
  3. Apa yang dimaksud dengan FOIRL, jelaskan ?
  4. Pada mekanisme penggunaan Fiber Optic, alat Fiber modem mengemban dua tugas, sebutkan dan jelaskan ?
  5. Jelaskan perbedaan switch dan hub ?

KERANGKA DASAR SISTEM INFORMASI

Kerangka Dasar Sistem Informasi
Oleh : Yuyu Yulia

Pendahuluan
Yang dimaksud dengan informasi disini adalah informasi rekam yaitu pengetahuan yang dikomunikasikan melalui pelbagai media rekam. Jika dilihat dari bentuk penyajiannya, informasi rekam dapat dituangkan dalam berbagai bentuk media, yaitu: (1) media cetak biasa, seperti buku, majalah, brosur; (2) media cetak mikro, seperti mikrofilm dan mikrofis; (3) media pandang dengar, seperti film, pita rekam, slide, dan sebagainya.

Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan, maka bertambah pula bahan pustaka yang dihasilkan, sehingga timbul istilah adanya ledakan informasi (information explosion). Dengan berlimpahnya informasi maka semakin sulit untuk memperoleh informasi dari sejumlah bahan pustaka tersebut. Oleh karena itu diperlukan adanya pengaturan atau organisasi supaya informasi rekam yang ada dapat ditemukan kembali bila ada yang memerlukannya. Istilah yang digunakan untuk konsep pengaturan tersebut adalah organisasi.

Di perpustakaan, organisasi informasi berkisar pada pelbagai kegiatan yang bertujuan supaya setiap bahan pustaka dalam koleksi perpustakaan dapat:
  1. diketahui tempat fisiknya melalui nomor panggil, dan
  2. dikenali melalui sajian ringkas dari bahan pustaka yang disebut dengan cantuman bibliografi.
Dengan organisasi informasi, perpustakaan membangun sistem informasi untuk menunjang temu kembali informasi dari koleksi bahan pustaka.

Kerangka Dasar Sistem Informasi

Perpustakaan dapat diartikan sebagai sumber atau gudang pengetahuan. Untuk itu perpustakaan dapat dipertimbangkan untuk dikatakan sebagai sistem informasi dalam konsep yang mendasar. Konsep ini menunjukkan apa saja yang terdapat pada semua sistem informasi, tanpa memperhatikan tingkat mekanismenya atau bentuk fisik informasi yang dikelola. Berikut ini adalah gambaran sederhana yang memperlihatkan kerangka dasar sistem informasi.

Diagram sistem informasi di perpustakaan yang tercantum dalam Gambar 1. di atas ini adalah modifikasi diagram The information frame work (Doyle, 1975: 191). Kerangka sistem informasi Doyle tersebut memberikan garis besar sistem informasi sederhana, serta menunjukkan bagian-bagian utama yang sama pada semua lembaga simpan dan temu kembali informasi, seperti perpustakaan, kearsipan, pusat dokumentasi dan informasi, tanpa memperhatikan tingkat mekanisasi maupun jenis informasi yang dikelola lembaga-lembaga tersebut. Diharapkan dengan melihat kerangka sistem informasi ini Anda lebih memahami komponen apa saja yang ada di perpustakaan dan proses apa yang seharusnya terjadi. Berikut ini dijelaskan beberapa komponen yang ada di perpustakaan serta proses yang berlangsung di setiap perpustakaan ataupun di pusat-pusat informasi lainnya.

Komponen Sistem Informasi
Dalam sistem informasi terdapat empat komponen yaitu:
1. Bahan pustaka
Bahan pustaka merupakan media informasi rekam baik tercetak maupun non cetak yang merupakan komponen utama di setiap sistem informasi.

2. Susunan koleksi
Koleksi perpustakaan hanya dapat disusun berdasarkan salah satu cirinya. Ada dua cara yang dapat dipilih untuk menyusun koleksi perpustakaan, yaitu:
- Penempatan relatif yaitu menampilkan susunan koleksi berdasarkan subjek bahan pustaka tersebut. Dalam hal ini yang diberi tanda adalah bahan pustakanya. Bahan pustaka baru dapat disisipkan dalam susunan koleksi tersebut.
- Penempatan tetap yaitu menampilkan susunan koleksi berdasarkan pada salah satu ciri bahan pustaka, kecuali ciri subjek. Dalam hal ini yang diberi nomor adalah rak, dengan demikian setiap bahan pustaka menempati tempat tetap dalam susunan koleksi sehingga tidak mungin untuk menyisipkan bahan pustaka baru.

3. Katalog
Dalam sistem informasi di perpustakaan, yang berfungsi sebagai ingatan adalah katalog yang merupakan sajian ringkas koleksi perpustakaan.

4. Pengguna
Pengguna adalah satu komponen yang akan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Pengguna melakukan penelusuran informasi baik melalui katalog maupun langsung ke jajaran koleksi.
Proses Dalam Sistem Informasi Proses yang terjadi di perpustakaan sebagai sistim informasi meliputi dua kegiatan yaitu:

Pengindeksan

Pengindeksan adalah terjemahan dari istilah indexing (Needham, 1971 : 95) meliputi semua proses yang berkaitan dengan masukan pada sistem tersebut, seperti analisis subjek, klasifikasi dan pembuatan katalog. Padanan istilah pengindeksan yang biasa digunakan di kalangan perpustakaan adalah pengatalogan sebagai proses pembuatan katalog.

Temu kembali informasi
Dalam kerangka dasar sistem informasi, proses temu kembali dikerjakan pada bagian keluaran oleh pengguna melalui penelusuran yang ditunjukkan dengan garis putus-putus. Proses temu kembali berakhir dengan penyampaian bahan pustaka dari susunan koleksi kepada pengguna, yang ditunjukkan dengan garis lurus. Tentunya bahan pustaka tidak selalu dapat disampaikan, karena ada kalanya bahan pustaka tidak ditemukan dalam susunan koleksi.

Pengindeksan
Kegiatan pengindeksan sebagai kegiatan dalam teknik bibliografi mensyaratkan adanya pemahaman mengenai bahan pustaka yang ditangani serta kemampuan dalam menggunakan peraturan pengatalogan, membuat analisis subjek, dan menggunakan alatalat bantu untuk menentukan kandungan informasi atau subjek bahan pustaka.

Pengindeksan meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu pengatalogan deskriptif dan pengindeksan subjek. Berikut ini akan dijelaskan secara garis besar kegiatan pengindeksan yang dilakukan di perpustakaan.

Pengatalogan deskriptif
Pengatalogan deskriptif merupakan kegiatan mengidentifikasi dari ciri-ciri fisik suatu bahan pustaka, seperti pengarang, judul, tempat terbit, nama penerbit, jumlah halaman, dan lain sebagainya. Hasil identifikasi bahan pustaka tersebut lazim disebut dengan istilah deskripsi bibliografi yang memberikan sajian ringkas untuk membedakan satu bahan pustaka dari bahan pustaka lain. Pembuatan deskripsi bibliografi pada dasarnya sama untuk semua jenis bahan pustaka.

Dalam pengatalogan deskriptif juga ditentukan tajuk entri sebagai titik akses untuk dapat mendekati dari segi bibliografis bahan pustaka tersebut. Nama pengarang pada umumnya ditentukan sebagai tajuk entri utama, yaitu tajuk pada entri utama sebagai titik akses pengarang. Jika dikaitkan dengan tujuan katalog, maka adanya titik akses pengarang memungkinkan pengguna untuk:
1) menemukan bahan pustaka tertentu yang diketahui pengarangnya;
2) mengetahui karya-karya dari pengarang tertentu yang terdapat dalam koleksi perpustakaan.

Disamping itu dalam tujuan katalog juga disebutkan bahwa selain melalui pengarang, pengguna harus dapat juga menemukan bahan pustaka dari judul dan subjek. Hal ini berarti bahwa katalog harus pula memberikan titik pendekatan judul dan subjek. Dalam melakukan kegiatan pengatalogan deskriptif, yang perlu diperhatikan adalah keseragaman dan ketaatazasan. Oleh karena itu diperlukan peraturan standar sebagai pedoman dalam pengatalogan tersebut. The Anglo American Cataloging Rules adalah pedoman pengatalogan yang standar, digunakan secara internasional untuk kegiatan pengatalogan deskriptif.

Pengindeksan Subjek
Setelah kegiatan pengatalogan deskriptif yaitu mengidentifikasi ciri-ciri fisik bahan pustaka, yang menghasilkan deskripsi bibliografi dan tajuk entri, langkah selanjutnya adalah melakukan pengindeksan subjek. Dalam pengertian umum banyak orang menyebut kegiatan pengindeksan subjek ini dengan istilah klasifikasi. Pengertian klasifikasi ialah suatu kegiatan yang mengelompokkan sesuatu benda yang memiliki beberapa ciri yang sama. Dengan adanya pengklasifikasian tersebut akan memudahkan dalam penyimpanan dan pencarian kembali. Dalam proses pengindeksan subjek, pustakawan harus mengetahui dalam subjek apa atau mengenai apa bahan pustaka tersebut. Oleh karena itu setiap bahan pustaka yang masuk ke perpustakaan harus di analisis terlebih dahulu mengenai apa atau tentang apa bahan pustaka tersebut. Kegiatan ini disebut dengan istilah analisis subjek. Ada dua tahap kegiatan pengindeksan subjek yaitu :
(1) analisis subjek dan,
(2) deskripsi indeks yang merupakan sajian ringkas dari kandungan isi bahan pustaka dan berfungsi sebagai titik akses subjek.

Titik akses subjek dalam katalog dan susunan koleksi bertujuan untuk :
1) menunjukkan subjek-subjek tertentu yang ada dalam koleksi perpustakaan.
2) menunjukkan kaitan antara subjek-subjek yang ada dalam koleksi perpustakaan.

Dalam kegiatan pengindeksan subjek yang meliputi klasifikasi dan tajuk subjek, memerlukan adanya pemahaman mengenai:
1) teori yang mendasari analisis subjek
2) skema klasifikasi
3) daftar tajuk subjek

Di samping itu, dalam pelaksanaan pengindeksan subjek harus disesuaikan dengan sarana temu kembali yang akan disusun dalam sistem informasi di perpustakaan.

Sumber:
Needham, C.D. Organizing knowledge in libraries. 2 nd. Rev. ed. London, 1971
Somadikarta, L.K. Titik akses dalam organisasi informasi di perpustakaan. Jakarta : FS-UI, 1998.
Wynar, Bohdan S. Introduction to cataloguing and classification. 6th. Ed. Littelton, Colorado Unlimited, 1980.
Yulia, Yuyu. Organisasi informasi dan dokumen. Jil. 1. Pengatalogan buku. Bogor : FMIPA-IPB, 2003.



Kamis, 20 November 2008

DATA REQUIREMENT ANALYSIS

Materi Kuliah Pak Kudang

















APPROACHES TO RETRIEVAL: THE HUMAN PERSPECTIVE

Materi Kuliah Organisasi Informasi Bu Janti

APPROACHES TO RETRIEVAL: THE HUMAN PERSPECTIVE

Dalam setiap lingkungan, tujuan organization of knowledge adalah penelusuran yg sukses. Orang yg berbeda bisa berharap menelusur sebuah dokumen atau satuan informasi utk alasan yg berbeda, dan mungkin karenanya pendekatan proses penelusuran dalam cara yg berbeda.

Perbedaan yg mendasar dlm strategi penelusuran adalah antara known-item searching and browsing.

Known-item searching dilakukan oleh pengguna ketika mereka mengetahui apa yang mereka cari, dan biasanya mempunyai petunjuk atau karakteristik tertentu yg dapat digunakan utk mengidentifikasi barang/dokumen, seperti pengarang atau semua/sebagian dari judul.

Subject searching dilakukan pengguna yg tidak mempunyai sesuatu di pikirannya. Pendekatan ini tidak memberikan identifikasi yg positif: yg dicari bisa saja ada di A, B, C, dst. Kita menyebutnya sebagai pendekatan subjek, walaupun berbagai kriteria lain bisa digunakan juga dalam penelusuran, seperti bentuk literatur (buku, jurnal, multimedia, dsb), tahunnya, bahasa, dll.

Browsing menggambarkan situasi ketika pengguna tidak mempunyai keinginan yg jelas pada informasi atau dokumen yg mungkin ada atau tidak yakin apakah kebutuhannya akan dapat ditemukan. Sering digunakan utk aktivitas melihat-lihat secara selintas sejumlah dokumen dalam rangka menyaring beberapa kebutuhan pengguna. Surfing istilah yg sama utk di web, walaupun ini termasuk browsing tanpa tujuan.

Ada sejumlah jenis kebutuhan informasi subjek. Yg umum adalah untuk informasi yg spesifik: penelusur mengetahui informasi apa yg dibutuhkan, tetapi kurang pasti dimana mencarinya. Kadang2 ada yg memerlukan penelusuran secara komprehensif, biasanya dilakukan pd langkah awal sebuah penelitian untuk menghindari terjadinya duplikasi judul penelitian.

Yg umum dari semua jenis kebutuhan informasi subjek ini adalah bahwa penelusuran itu retrospective: penelusur mencari sumber2 informasi secara mundur ke belakang. Kebutuhan subjek yg sangat berbeda adalah current awareness: kebutuhan utk para profesional, akademisi, agar dapat mengikuti perkembangan terakhir bidang minat masing2.

Dari pandangan information professional, ada 2 jenis pelaksanaan penelusuran.

Yg pertama adalah penelusuran yg dilakukan oleh pengguna: dokumen2 atau berbagai sumber daya diatur sedemikian rupa sehingga pengguna dapat menelusur informasi secara mandiri.

Informasi yg diperoleh dg cara ini disebut heuristic: pengguna dapat memodifikasi kebutuhan penelusurannya selama proses.

Heuristic: a technique for problem solving in which increases in efficiency may be traded off against finding a good solution but perhaps not the best possible solution.

Yang kedua, menggunakan information professional sebagai perantara dalam melakukan penelusuran untuk keperluan end-user.

Bisa juga terjadi pengguna ada di tempat pada saat penelusuran dilakukan, dan penelusuran itu tetap disebut heuristic.

Bila pengguna tidak hadir pada saat penelusuran, maka penelusuran itu iterative, ketika hasil penelusuran belum memenuhi keinginan pengguna, penelusuran harus dimulai lagi dari awal.

APPROACHES TO RETRIEVAL: THE MACHINE PERSPECTIVE

Di sini kita melihat pendekatan penelusuran dari sudut pandang cara informasi itu diproses. Pendekatan yg paling umum adalah dengan penghubungan kata2. Kata2 dalam sebuah pertanyaan dicocokkan terhadap kata2 dalam dokumen. Pendekatan ini yg termasuk dibicarakan dalam mata kuliah ini.
Berbagai pendekatan lain adalah:

Citation indexing
Pendekatan ini menggunakan citations (references) yg muncul pada akhir dari banyak dokumen, terutama makalah penelitian. Pengarang dari sebuah makalah telah membuat hubungan antara makalah itu dgn dokumen2 yg sudah ada lebih dahulu, yg disebutkan pada bagian akhir. Sebuah citation index membuat sebuah cantuman terpisah utk setiap dokumen yang dikutip.
Dokumen2 pada citation index dihubungkan pada file terpisah (source index) dari dokumen2 sumber mereka. Penelusuran dimulai dgn sebuah dokumen yg diketahui relevan, dan mungkin saja dilakukan pengecekan baik dokumen2 yg mengutipnya kemudian, maupun dokumen2 dahulu yang dikutipnya. Penelusuran bisa dilakukan secara mundur maupun maju.

Hypertext links
Berhubungan dgn world wide web, dan banyak aplikasi2 lainnya. Hypertext link terdiri dari sebuah identifier - a highlighted word or ungkapan pada serangkaian teks atau sebuah tombol utk diklik dgn mouse - dan pointer yg menghubungkan pada sebuah dokumen terkait atau pada bagian lain dari dokumen yg sama.

Information filtering
Merupakan teknik2 untuk pra-pemilahan sejumlah data yg sangat banyak sebagai tanggapan pada penelusuran tertentu, untuk membatasi data yg sangat tidak relevan. Dengan demikian penelusuran yg sebenarnya berlangsung pada subset database. Istilah lain untuk hal ini adalah data mining.

Image and sound processing
Aktivitas ini masih dalam perkembangan. Banyak penelitian dilakukan untuk mencari teknik2 penelusuran image, video dan suara secara langsung, tetapi kebanyakan sistem yg sudah jalan masih mengandalkan penggunaan kata2.

THE TRADITIONAL TOOLS OF INFORMATION RETRIEVAL
Secara tradisional, alat2 information retrieval adalah katalog, bibliografi, dan indeks tercetak. Definisinya adalah:

Katalog adalah daftar dari berbagai bahan (materials) atau barang (items) pada sebuah perpustakaan, dengan berbagai entri yg mewakili barang2 baik yg disusun menurut susunan alfabetis atau susunan sistematik tertentu.

Banyak katalog sekarang dibuat sebagai database komputer, dikenal sebagai OPAC. Berbagai katalog lainnya adalah katalog kartu, atau dalam bentuk mikro.

Bibliografi adalah daftar dari barang2, aslinya buku2, definisi yg lebih luas diterima secara luas sebagai tidak dibatasi pada satu koleksi tetapi terbatas pada cara yang lain. Sebuah bibliografi mungkin mendaftar bahan2 yang diterbitkan pada satu negara, atau dalam bentuk tertentu, atau diantara waktu2 tertentu, atau kombinasi dari faktor2 tersebut atau lainnya.

Bibliografi mungkin dibuat dalam format dan susunan seperti katalog. Seperti katalog juga, entri2 pada sebuah bibliografi mewakili items, dan karena layout dari sebuah entri pada bibliografi sama dgn yg di katalog, bibliografis digunakan secara bertukaran untuk menjelaskan salah satunya.

Indeks adalah daftar dari pointers yang disusun secara alfabetis memandu pengguna pada berbagai entri di katalog atau bibliografi, atau pada tempat2 tertentu di dalam teks dari sebuah dokumen. Pointers atau index entries diambil dari bahan2 yang ada di koleksi

Database adalah koleksi dari cantuman yang serupa/mirip, dengan keterkaitan di antara cantuman2 itu.
File adalah koleksi dari surat2, dokumen, atau berbagai sumberdaya lainnya berhubungan dgn organisasi, individu, daerah atau subjek. File itu bisa menyimpan dokumen2 kertas atau berbasis komputer.

Semua itu merupakan alat2 tradisional untuk organizing knowledge. Katalog dan bibliografi adalah database. Konsep secara keseluruhan dari database adalah berpusat pada penstrukturan informasi.

Databases
Library and information managers selalu menyusun berbagai file informasi dalam bentuk katalog dan daftar dari para peminjam. Awalnya sistem berbasis komputer dalam banyak kegiatan membuat berbagai file master berisi data berhubungan dgn daftar gaji, penjualan, pembelian dan inventarisasi. Aplikasi2 tersebut terdiri dari serangkaian cantuman yg berhubungan dan diformat serupa/mirip.

External databases mungkin diakses melalui online hosts atau diperoleh dalam CD-ROM atau melalui internet. Information manager bisa mendownload bagian2 dari databases tersebut, dgn pengaturan lisensi tertentu, untuk mengintegrasikan kedalam local databases.

Karena database berpusat pada cara dimana data disimpan dan ditelusur, penting bagi information manager sadar akan jenis2 database yang tersedia, setiap format cantuman standar yg mungkin dihadapi dan pendekatan2 pada struktur database.

Database mungkin disimpan pada media magnetis atau optis seperti discs, dan diakses secara lokal maupun dari jauh. Beberapa database menyimpan informasi yg dapat diakses secara publik, seperti database abstracting dan indexing, berbagai laporan fulltext, ensiklopedi, direktori. Ada juga database yg digunakan bersama dalam sebuah organisasi atau kelompok organisasi.

Berbagai database yg mungkin tersedia bagi pengguna2 informasi secara umum, mungkin diakses secara jarak jauh via layanan penelusuran hadeeputrasecara online, atau secara lokal dg CD-ROM, dapat dikategorikan sebagai database referensi atau sumber.

Reference databases
Reference databases merujuk atau menunjukkan pengguna kepada sumber lain seperti sebuah dokumen, sebuah organisasi atau secara individu utk informasi tambahan, atau untuk fulltext dari sebuah dokumen. Mereka termasuk:
Bibliographic databases, termasuk kutipan atau referensi bibliografis, dan kadang2 abstrak dari literatur. Database itu memberitahukan pengguna apa yg telah ditulis dan di sumber mana dapat ditemukan (seperti judul jurnal, prosiding konferensi), dan jika ada abstraknya, akan meringkas dokumen asli.

Catalogue databases, yg memperlihatkan stock dari sebuah perpustakaan tertentu atau jaringan perpustakaan. Umumnya, database itu mendaftar monograf, judul2 jurnal dan bahan2 lain yg ada di stock perpustakaan, tetapi tidak memberikan banyak informasi tentang isi dokumen2 tsb. Catalogue databases adalah bibliographic databases jenis khusus, tetapi karena orientasinya agak berbeda dari bibliographic databases, mereka berharga diidentifikasi sebagai kategori terpisah.

Referral databases, menawarkan referensi untuk informasi atau data seperti nama dan alamat organisasi, dan data jenis direktori lainnya.

Source database berisi sumber data asli, merupakan satu jenis dokumen elektronik. Dengan source database ini pengguna bisa langsung mendapatkan informasi yg diinginkan, tidak perlu mencari sumber informasi yg asli, yg terjadi pada penggunaan bibliographic database.

Data tersedia dalam bentuk machine-readable atau juga dalam bentuk tercetak. Source database dapat dikelompokkan menurut isinya, yaitu:

Numeric databases, berisi data numerik dari berbagai jenis, termasuk data statistik dan survei.

Database fulltext dari surat kabar, spesifikasi teknis dan software.

Database teks-numerik, berisi campuran dari data teks dan numerik, seperti laporan tahunan perusahaan, dan buku pegangan data.

Database multimedia, termasuk informasi yg disimpan dalam media campuran dari jenis2 yg berbeda, sebagai contoh suara, video, foto, teks dan animasi.
Keuntungan dari menyimpan cantuman dalam format machine-readable adalah kemungkinan untuk menghasilkan serangkaian produk untuk pasar yang berbeda dari 1 set cantuman. Produk2 tsb termasuk current awareness services, online search services, lisensi utk mendownload bagian2 dari database, dan printed abstracting and indexing services.

Source database adalah dokumen elektronik. Banyak database jenis ini tidak mengalami kendala seperti pada bentuk tercetak, dia juga multimedia, tidak hanya teks dan data numerik, computer software, gambar2, suara, peta dan charts. Database ini dapat diakses secara online atau CD-ROM.

Source database sangat bervariasi, sehingga sulit untuk menggeneralisasi. Source database bisa termasuk fulltext dari artikel jurnal, newsletter, newswires, dictionaries, directories, dan materi2 sumber lainnya.
Database structures: the inverted file

Search database sederhana: melihat cantuman satu demi satu (slow ).

Alternatif utk mendapatkan specific records dgn lebih cepat dikembangkan.

Penelusuran secara online dan aplikasi2 lain yg menggunakan document management system menggunakan pendekatan inverted file.

Pendekatan itu berguna utk penelusuran complex text-based databases, dimana penelusur tdk mengetahui bentuk search key yang telah dientri ke database.

Transaction-processing systems, seperti library management systems, travel bookings information systems menggunakan pendekatan ini menemukan individual records dalam sebuah database.

Selain itu, ada kebutuhan akan mekanisme utk menghubungkan serangkaian database yg berbeda, sehingga informasi dapat diambil dari lebih dari 1 database utk ditampilkan pd monitor atau tercetak pada saat yg bersamaan.

Inverted file mirip dg indeks. Dlm pendekatan inverted file mungkin ada 2 atau 3 file terpisah.

Pendekatan 2-file menggunakan 2 file – file teks atau tercetak, dan file inverse atau index. File teks berisi cantuman yg sebenarnya. File index memberi akses pada cantuman2 tsb.

File index berisi cantuman2 dari setiap istilah2 yg diindex dari semua cantuman dalam database, disusun dlm urutan alfabetis.

Setiap istilah diikuti dg informasi frekuensi kemunculan dalam database, file dimana istilah itu berlokasi, cantuman dimana istilah itu dientri, dan mungkin informasi lokasi lebih lanjut seperti paragraf (atau field) didalam mana istilah itu berlokasi.

Ketika cantuman baru ditambahkan ke database, penting utk mengupdate file index.

File2 itu digunakan bersama dalam penelusuran database. Seorang pengguna yg akan menelusur kata “pertanian”, misalnya, ia akan mengetikkan kata pertanian melalui keyboard, dan sistem akan mencari istilah itu pd file index.

Jika istilah itu tdk ada pd file index, sistem akan merespon dg menunjukkan bahwa tdk ada istilah itu.
Jika istilah itu ditemukan, penggguna akan diberitahu berapa banyak kemunculan dari istilah itu pada database
Utk menampilkan cantuman, lokasi file teks digunakan untuk mendapatkan cantuman dlm file teks.
iya
Tugas
Apakah pendapat Anda mengenai format tampilan katalog antara menurut AACR 2 dan yang banyak digunakan oleh database komersil sekarang ini. Apakah kelebihan dan kekurangan dari masing2 format tampilan tersebut?
Apa pendapat Anda tentang format database katalog komputer berdasarkan INDOMARC, Dublin Core, atau format yang bebas. Jelaskan kelebihan dan kekurangan masing2 format!

Apakah diperlukan untuk membuat jaringan katalogisasi antar perpustakaan di Indonesia? Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan!
Dikirim ke jantigs@gmail.com
Atau jantigs@ipb.ac.id

Organisasi Informasi Bu Yuyu


INFORMATION PROCESSING, INFORMATION MANAGEMENT AND KNOWLEDGE MANAGEMENT

Pengolahan informasi dilakukan oleh semua anggota dari masyarakat berbasis knowledge
Information management berhub. dgn pengelolaan informasi utk orang lain, didalam sebuah organisasi atau komunitas, khususnya menjadi domain dari professional information manager
Knowledge mgt berkenaan dgn penciptaan organisasi dan masyarakat dimana subjective/tacit knowledge dikonversi menjadi objective knowledge dan dibagi dalam pengejaran thd tujuan komunal atau organisasi, dan merupakan domain dari politikus, chief executive, dan senior manager

Pengolahan Informasi

Pengolahan informasi adalah melakukan sesuatu pada informasi, agar informasi itu menjadi sesuatu yg lain
Curtis (1989) mengidentifikasi jenis2 pengolahan informasi:
-Klasifikasi data
-Menyusun kembali atau menyortir data
-Meringkas atau mengumpulkan data
-Melakukan penghitungan data
-Penyeleksian data
Pada masyarakat atau organisasi yg semakin knowledge based, banyaknya keterlibatan individu dlm information processing dan keahlian yg disyaratkan pada individu2 semakin meningkat.

Information Management

Menurut Fairer-Wessels:
Information mgt adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan pd informasi dlm sebuah sistem yg terbuka (yaitu organisasi).
Information mgt dipandang sbg penggunaan teknologi (seperti komputer, sistem informasi, TI) dan berbagai teknik (seperti information auditing/mapping) secara efektif dan efisien utk mengelola berbagai sumberdaya dan aset informasi dari sumber2 internal dan eksternal dlm rangka meningkatkan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yg pro-aktif utk mencapai maksud & tujuan organisasi.

Information managers adalah profesional yg bertindak sbg agen yg menciptakan dan memperbaiki sistem secara terus menerus, sehingga pengolah informasi dapat mencapai tujuan dgn lebih baik
Seorang information managers perlu mengerti dan menginterpretasikan tujuan2 dlm konteks berbagai sumberdaya yg tersedia.

Peran kunci information managers adalah menstrukturkan knowledge, dan akan ada kebutuhan secara terus menerus thd para profesional yg dapat menampilkan penstrukturan tsb, baik melalui rancangan sistem dan knowledge, atau melalui dukungan pd penelusur.

Knowledge Management

Knowledge mgt terkait dgn eksploitasi dan pengembangan aset2 knowledge pd sebuah organisasi dgn maksud memajukan tujuan2 organisasi.

Knowledge yg dikelola termasuk explicit, documentary knowledge dan tacit/subjective knowledge.

Knowledge mgt mencakup semua proses yg berhubungan dg indentifikasi, berbagi dan penciptaan informasi.

Knowledge mgt yg baik membutuhkan sistem utk pengelolaan penyimpanan knowledge, dan utk mengolah serta memfasilitasi berbagi knowledge dan pembelajaran secara organisasi .

Knowledge mgt fokus pd 1 atau lebih dr 4 tujuan berikut ini:
  1. Utk menciptakan knowledge repositories, yg menyimpan knowledge dan informasi, seringkali dlm bentuk yg didokumentasikan. Ciri2 umum adalah “nilai tambah” melalui pengkategorian dan pemangkasan.
  2. Meningkatkan akses pd knowledge, atau memfasilitasi transfer knowledge di antara individu. Di sini yg ditekankan adalah connectivity, akses dan transfer, serta teknologi seperti videoconferencing systems, document scanning, dan penggunaan bersama peralatan dan jaringan telekomunikasi.
  3. Meningkatkan lingkungan knowledge sehingga lingkungan itu kondusif utk lebih secara efektif menciptakan, transfer dan menggunakan knowledge. Hal ini meliputi melakukan norma2 dan nilai2 secara organisasi yg berhubungan dg knowledge.
  4. Mengelola knowledge sbg aset, dan mengenali nilai knowledge bagi sebuah organisasi. Aset2 spt berbagai teknologi yg dijual dibawah lisensi atau mempunyai nilai yg potensial, database pelanggan dan katalog adalah aset